Dalam keterangannya, Rahmat Soleh menekankan pentingnya kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan masyarakat dalam mempercepat transisi energi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ini bukan hanya tentang memasang lampu, tetapi juga memberikan contoh nyata bagaimana energi terbarukan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kami berharap aksi ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk beralih ke energi bersih,” ujarnya.
Arkan Dhia Saputro menambahkan, bahwa PJU tenaga surya adalah solusi praktis yang dapat diterapkan di banyak tempat di Indonesia. Ini adalah langkah kecil dengan dampak besar bagi keberlanjutan energi kita di masa depan.
PJU yang dipasang dilengkapi dengan panel surya monocrystalline berkapasitas 100 WP dan tiang setinggi 4,5 meter, menghasilkan output listrik DC sebesar 15 watt hingga 50 watt.
“Lampu ini mampu memberikan penerangan yang signifikan dan mendukung pengurangan ketergantungan pada energi fosil,” jelas Arkan dalam sesi edukasi.
Kegiatan pemasangan PJU tenaga surya di Leuwi Hejo tidak hanya sekadar menyediakan penerangan, tetapi juga mengedukasi masyarakat setempat tentang pentingnya energi bersih.
Disisi lain, Abdul Rohman, seorang petugas di Pos Jaga yang menjadi penerima manfaat dari kegiatan ini, menyampaikan rasa syukur dan harapannya.
“Dengan adanya lampu ini, akses di sekitar pos jaga menjadi lebih terang dan aman, terutama saat malam hari. Ini sangat membantu kami yang beraktifitas di sini. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di tempat lain,” ungkapnya dengan penuh haru.
Perlu diketahui, penggunaan energi terbarukan menjadi sangat penting mengingat data dari International Renewable Energy Agency (IRENA) menunjukkan bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari 1,48 gigaton (Gt) karbon dioksida ekuivalen (CO2e) pada tahun 2020, yang menempatkannya sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar keenam di dunia. Lebih dari 44% dari emisi ini berasal dari sektor energi, termasuk penggunaan bahan bakar fosil.
Menurut Climate Action Tracker, Indonesia dinilai “sangat tidak memadai” dalam upaya mencapai target iklim global, terutama dalam hal transisi dari energi fosil ke energi bersih.
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya