JAKARTA, ifakta.co – Sekelompok warga yang mengaku-ngaku sebagai pengurus swadaya di Rusunami City Garden di Jl. Kapuk Raya, Cengkareng, Jakarta Barat diduga mengambil alih kepengelolaan yang sah secara paksa dan tidak sesuai peraturan hukum yang berlaku.
Selain itu juga mereka juga melakukan persekusi terhadap karyawan PT Surya Cipta Perdana (PT. SCP) selaku badan pengelolaan Rusun City Garden yang ditunjuk oleh pihak pengembang yaitu PT. Reka Rumanda Agung Abadi (PT. RRAA), pada Minggu, (28/1/2024) sore.
Sekelompok warga yang diduga dibekingi oleh preman berseragam petugas keamanan itu juga secara paksa menduduki dan menyegel kantor PT. SCP. Bukan hanya sampai di situ, kelompok warga itu juga memaksa sejumlah karyawan pengelola untuk keluar dari kantor tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PT. SCP MB. Amy mengatakan, ada upaya-upaya dari sekelompok oknum warga yang berusaha untuk menguasai Rusunami City Garden secara ilegal untuk kepentingan sekelompok dengan mengatasnamakan warga.
“Sekelompok warga itu mempengaruhi warga yang lain untuk mengambil alih pengelola yang sah yakni PT. SCP,” ujarnya.
Mereka (oknum warga) lanjut Amy, tidak mengerti soal aturan hukum yang berlaku di Indonesia seperti apa. Menurut Amy, pihak PT. SCP akan suka rela memberikan pengelolaan kepada warga, namun harus sesuai dengan prosedur yang berlaku, karena ada aturan hukum yang mengikat untuk pengelolaan.
“Kalau ini saya menilai mereka (oknum warga) seperti melakukan kudeta yaitu mengambil alih secara paksa pengelolaan yang sah secara hukum,” terangnya.
Sebelumnya lanjut Amy, pada Senin (22/1/20204) malam juga terjadi peristiwa serupa yaitu upaya penyegelan secara paksa oleh sekelompok oknum warga tersebut.
Yang lebih aneh lagi kata Amy, oknum warga itu membuat playing victim yaitu selalu berteriak kalau dirinya diintimidasi oleh PT. SCP. Padahal justru sebaliknya, justru oknum warga tersebut yang kerap melakukan kekerasan dan intimidasi karyawan, staff dan satpam PT. SCP.
“Oknum warga itu ‘kan malah menyewa preman untuk melakukan intimidasi terhadap kami,” ujarnya.
Amy memastikan, pihaknya sudah tidak mau tinggal diam, sejumlah upaya hukum dan pelaporan ke kepolisian tengah dipersiapkan.
“Kita lihat aja nanti siapa yang akan diproses oleh pihak kepolisian,” pungkasnya.