JAKARTA, ifakta.co – Perayaan tahun baru hampir selalu dirayakan dengan penuh suka cita. Tak terkecuali bagi kalangan Tionghoa, yang juga merayakan Imlek dengan penuh suka.
Akan tetapi, selain bergembira, tradisi Tionghoa juga menyelipkan ritual sembahyang leluhur untuk mengingat kembali sekaligus mendoakan para leluhur. Tradisi ini dilakukan tak lama menjelang Tahun Baru Imlek.
Ifakta.co mendatangi salah seorang keturunan Tionghoa yang juga pengurus wihara, Mingpao (60) di bilangan Jakarta Selatan yang tengah menggelar sembahyang leluhur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Prosesi sembahyang di Wihara Amurva Bhumi (Hok Tek Tjeng Sin) tersebut dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Seorang kakek (Mingpao) mengambil hio (sejenis dupa) berukuran besar, membakar ujungnya, lalu melangkah mendekati meja sembahyang sambil membawa hio yang mulai berasap wangi.
Sesaat kemudian, si kakek (Mingpao) mengangkat hio dengan kedua tangannya hingga persis di depan kening, mengayun-ayunkannya, seraya menunduk berulang kali.
Mingpao (60) menyebut jika tradisi sembahyang leluhur telah dijalankan turun-temurun setiap tahunnya menjelang Cap Go Meh (hari ke 15 perayaan Tahun Baru Imlek).
“Sembahyang ditujukan sebagai rasa syukur telah dapat melalui tahun ini dan menyambut tahun baru semoga selalu dilindungi dan diterangi serta diberikan rezeki yang berlimpah oleh Tuhan,” kata Mingpao kepada ifakta.co, Rabu (24/01) malam.
Mingpao pun menganggap, bahwa setiap malam 1/15 menjelang Cap Go Meh biasa saja.
“Ah biasa aja setiap malam Cap Go begitu. Nah ini kan bulan kalau menurut Lunar tanggal 1/15 itu setiap bulan ada dan rutin,” tanggapnya.
“Ya harapan ini, semakin hari semoga semakin baik-baik aja yah,” timpalnya.
Di lain sisi, wakil ketua harian Wihara Amurva Bhumi, Yasin Aliwarga mengatakan, menjelang tahun baru ini, masyarakat Tionghoa mengharapkan, setiap orang mampu menjalani hidup dengan kualitas yang lebih baik dari tahun sebelumnya, kemakmuran dan kesehatan serta kerukunan tetap terjaga.
“Dan harapan kita di tahun baru ini Indonesia lebih jaya, makmur di tahun Naga Kayu Hijau,” kata Yasin.
Pantauan ifakta.co, suasana di Wihara Amurva Bhumi menjelang tahun baru Imlek tampak ramai didatangi umat yang berasal dari berbagai wilayah di Jakarta Selatan maupun luar Jakarta.
Suasana sakral terasa, ketika umat khusuk beribadah, menyalakan hio dan memanjatkan doa-doa dihadapan patung para dewa.
Sejumlah lilin berukuran besar milik umat mulai dinyalakan. Makna lilin berwarna merah sebagai pelita dalam menyambut tahun Naga Kayu Hijau.