TANGERANG – Sebuah rumah kos-kosan diwilayah Kecamatan Pasar Kemis Kabupaten Tangerang disinyalir dijadikan lokasi transaksi prositusi.
Lokasi rumah kos yang sedikit tersembunyi dan jauh dari keramaian, menjadikan rumah kontrakan beranam Wisma Pasar Kemis dipilih oleh para pelaku prostitusi berbasis media sosial.
Berdasarkan pantauan di lokasi, terdapat puluhan rumah kontrakan yang dikelilingi pabrik pabrik industri yang membuat rumah kos tersebut diduga luput dari pantauan aparat penegak hukum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepada wartawan, Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku seringkali melihat para penjaja syahwat berpesta miras saat menunggu pria hidung belang yang hendak menggunakan jasanya.
“Disini cewek-ceweknya pada doyan minum, sering minum anggur karena murah meriah,” ungkap salahseorang warga sekitar kepada wartawan, sabtu (14/1/2023).
Menurutnya, tarif yang dipasang oleh para perempuan penjaja kehangatan tersebut berkisar diangkar 250 ribu hingga 300 ribu untuk sekali kencan.
“Disini lagi rame yah rame kalau lagi sepi yah sepi, apalagi 2 hari kemarin mah tuh buset sepi, anak-anak biasanya pada keluar tuh bang ke tanjung kait, itu Sangrila pada karaoke balik pagi,” jelas warga yang menyambi sebagai juru parkir.
Menaggapi hal tersebut, Hutabarat Ketua PAC Pemuda Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang mengaku miris dengan kondisi permasalahan maraknya prostitusi berbasis daring yang kini tengah terjadi diwilayah pasar kemis.
Ia menilai, keberadaan kontrakan yang diduga digunakan sebagai transaksi prostitusi bertolak belakang dengan kultur masyarakat Pasar Kemis yang dimana menjunjung tinggi nilai nilai religi.
“Atuh kita malu, disini tanah kelahiran ulama yang menjadi kebanggaan umat, kalau kita yang tidak menjaga marwah dari perjuangan para ulama – ulama itu terus mau siapa lagi,” ungkap Hutabarat.
Ia mengaku dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan dan aparat kepolisian untuk bersama – sama menertibkan lokasi – lokasi yang disinyalir dijadikan lokasi prostitusi.
“Kan itu tugas mereka, tentunya kita akan melakukan konsolidasi untuk bersama sama menertibkan kontrakan – kontrakan itu, kalau mereka tidak mau ya kita dan Ratusan anggota PP kecamatan Pasar Kemis yang akan melakukannya sendiri,” pungkas Hutabarat (brt)