ifakta.co, NGANJUK – Dalam rangka HUT PDI – Perjuangan ke – 48, DPC PDIP Kabupaten Nganjuk menggelar acara tasyakuran bersama bertempat di kantor DPC PDIP Nganjuk, pada Ahad (10/1).
Acara tersebut dihadiri oleh Ketua DPC PDIP Tatit Heru Tjahyono, Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, tokoh – tokoh PDIP Nganjuk, Panito Direktur PT.Exindo, Sutikno Diirektur PT. Borneo Jaya Sakti dan seluruh simpatisan ranting PAC dan pengurus partai.
Pada tasyakuran itu seluruh simpatisan PDIP juga mendengarkan secara langsung pidato Ketua Umum PDIP Megawati Sukarno Putri dan Presiden Joko Widodo lewat Video Konference melalui Aplikasi Zoom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya Tatit menjelaskan, karena pandemi COVID -19 peringatan HUT PDIP kali ini dilaksanakan dengan sangat sederhana namun tak mengurangi nilai sakralnya.
Sesuai arahan dari Ketua Umum Tatit menyampaikan akan pentingnya menjaga kekompakan 4 pilar di daerah agar koordinasi dan sinergitas dapat terjalin dengan baik.
“Pada intinya Ibu Mega berharap PDIP mampu menjaga sinergitas dan kekompakan Eksekutif, Legislatif, struktural partai baik PAC, maupun ranting,” kata Tatit.
Ia juga meneruskan himbauan Megawati terkait struktural partai baik PAC maupun ranting jika didapati ada yang tidak sejalan dan sulit di koordinasikan maka akan diajukan evaluasi, teguran hingga pencabutan dukungan,” ungkapnya.
Sementara itu hal senada juga dilontarkan anggota DPRD Fraksi PDIP Jatim Ida Bagus Nugroho yang menyampaikan kekecewaanya pada Bupati Nganjuk atas ketidak hadirannya di moment penting PDIP.
“Sangat di sayangkan di moment penting ini Bupati kembali tidak hadir padahal dulu PDIP adalah salah satu partai yang turut memgusungnya,” kata Ida Bagus.
Seperti halnya Tatit, Ida Bagus juga menilai bupati saat ini sulit untuk diajak koordinasi.
“Meski surat teguran sudah beberapa kali dilayangkan oleh DPC namun Bupati masih sulit di ajak koordinasi hal itu menunjukkan masih kurangnya sinergitas fraksi dengan bupati,” sambung Ida Bagus.
Acara yang diselenggarakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat itu puncaknya adalah pada saat pemotongan tumpeng.
Sesuai dengan usia partai yang memasuki tahun ke -48 maka pada tasyakuran tersebut di sediakan 48 tumpeng untuk di bagi – bagikan kepada warga sekitar.
■