ifakta.co, TANGERANG – Seorang oknum polisi yang diduga adalah Kapolsek Pakuhaji AKP Edy Suprayitno diduga melakukan kontak fisik dengan cara mendaratkan tangannya yang terkepal ke dada pengelola wahana komedi di Lapangan Desa Kiara Payung, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, pada, Senin 16 November 2020 kemarin.
Menurut pengelola wahana Filman Hutabarat, kejadian itu berawal ketika petugas dari Polsek Pakuhaji beserta anak buahnya dibantu Satpol PP bermaksud untuk membubarkan kegiatan wahana komedi yang ia kelola.
Namun, ditengah aksi pembubaran itu, petugas polisi yang diduga adalah Kapolsek Pakuhaji mendaratkan satu kepalan tangan ke Filman Hutabarat dan mengenai dadanya.
Kejadian kontak fisik itu juga disaksikan oleh puluhan warga, pengunjung dan pedagang wahana itu. Bahkan sejumlah petugas polisi diduga ikut melihatnya.
“Saya bersedia menghentikan wahana komedi asal diberikan waktu untuk beres-beres, sebab hampir sebagian terbuat dari besi. Selain itu juga untuk memindahkan harus pakai biaya juga,” ujar pria yang akrab disapa Barat kepada wartawan, Selasa (16/10) dilokasi.
Barat mengatakan, dirinya minta diberikan waktu. Namun Kapolsek tidak mau tahu, ia bersikekeh untuk saat itu juga harus memindahkan alat-alat wahana dari lapangan itu.
Karena diduga emosi, kata Barat, Kapolsek melayangkan tinju ke dadanya sebanyak dua kali. Yang pertama mengenai dada dan kedua sempat ditangkis menggunakan tangan kosong.
“Saya juga bersedia kok pindah asal bicara baik-baik dan persuasif. Bukan malahan nonjok saya,” imbuhnya.
Bahkan, kata dia ada anak buahnya yang sempat mengambil video menggunakan smartphone, tapi salah satu petugas polisi merampas dan minta dihapus videonya.
Kejadian pemukulan itu dibenarkan oleh beberapa warga dan pedagang yang kebetulan mereka ada dilokasi kejadian.
Salah satu warga Rm (35) ketika ada kejadian tersebut ada dilokasi mengatakan, bahwa dirinya menyaksikan langsung kejadian pemukulan yang dilakukan oleh Kapolsek Pakuhaji.
“Bukan saya saja yang lihat bang Barat dipukul. Semua orang yang ada disitu juga lihat kok,” kata Rm saat dimintai keterangan oleh wartawan, Rabu (18/10).
Barat juga mengatakan, pihaknya sudah menjalankan protokoler kesehatan yaitu sudah memasang banner himbauan prokes dan memerintahkan para pekerja untuk selalu memberi tahu pengunjung untuk pakai masker, menyemprotokan handsenitezer kepada pengunjung.
Menangggapi hal tersebut Ketua Pengusaha Pasar Pengusaha Malam Indonesia (P3MI) Agus Chandra menyayangkan kejadian dugaan pemukulan yang dilakukan oleh seorang aparat kepolisian yang notebenenya adalah seorang yang menjabat sebagai Kapolsek.
“Seharusnya dilakukan secara persuasif dan tidak gegabah. Bukan malah bertindak diluar batas apalagi sampai sampai melakukan kontak fisik,” katanya lewat seluler kepada wartawan.
Menurut Candra dirinya akan membawa persoalan dugaan pemukulan ke Propam Mabes Polri. Kata dia agar oknum polisi tersebut setidaknya diberikan teguran.
Sementara itu, Kapolsek Pakuhaji Edy Suprayitno ketika dikonfirmasi dugaan pemukulan lewat pesan whatapps menampik kejadian itu.
“Gak benar,” ucap Edy singkat, Rabu (18/10).
■