ifakta.co, JAKARTA – BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Jakarta Pusat melalui Tim Mitigasi-nya menyalurkan bantuan bagi tenaga kesehatan melalui kegiatan Peduli Tenaga Kesehatan dan Darurat Bencana Covid-19.
Bantuan berupa vitamin dan suplemen daya tahan tubuh yang diserahkan oleh BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat tersebut nantinya akan didistribusikan bagi tenaga kesehatan yang membutuhkan dan diharakan dapat menjadi salah satu pencegahan untuk mengurangi risiko penularan Covid-19.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat Herman Dinata Miharja mengungkapkan pihaknya akan selalu mendukung seluruh elemen yang terus berusaha melakukan upaya dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Herman menyadari hingga kini virus Covid-19 masih menjadi musuh terbesar bagi masyarakat. Korban meninggal pun tidak hanya berasal dari masyarakat tetapi banyak tenaga kesehatan yang juga berguguran dalam menjalankan tugasnya untuk senantiasa memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan bagi pasien Covid-19.
“Melalui bantuan ini semoga petugas kesehatan lebih semangat dan merasa lebih aman dalam menjalankan tugasnya. Semoga bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga diharapkan dapat mengurangi penularan virus tersebut,” ujar Herman.
Pada kesempatan yang sama, Sri Hindarja yang merupakan perwakilan dari Tim Mitigasi IDI Cabang Jakarta Pusat sangat mengapresiasi bantuan yang telah diberikan oleh BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Pusat.
Hindarja mengungkapkan bahwa hingga saat ini jumlah petugas kesehatan yang meninggal dunia akibat virus Covid-19 cukup banyak. Sehingga perlu ada mitigasi risiko untuk meminimalisir jumlah tenaga kesehatan yang meninggal melalui tindakan konkret, salah satunya melalui kegiatan ini.
“Kita semua berharap agar pandemi ini segera berlalu, terlebih selama ini sudah banyak dampak yg dirasakan oleh masyarakat, rasa takut yang sangat besar sehingga tidak dapat beraktivitas sebagai mana mestinya telah melumpuhkan berbagai sektor. Sehingga dengan adanya kolaborasi ini diharapkan semua unsur baik pemerintah, organisasi, dan fasilitas kesehatan dapat menurunkan risiko penularan tersebut melalui perhatian dan tindakan konkret seperti yang dilakukan saat ini,” tutup Hindarja.
■