ifakta.co, JAKARTA – Menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sudah menjadi prioritas Muchtar Lutfi (35) untuk keluarganya sejak BPJS Kesehatan berdiri pada tahun 2014.
Pria yang akrab dipanggil Lutfi itu yang saat ini menjadi peserta JKN-KIS pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) bersyukur keluarganya telah terlindungi dengan Program JKN-KIS.
“Sejak saya bekerja di salah satu badan usaha yang ada di Kota Administrasi Jakarta Barat ini, saya mendapatkan salah satu fasilitas yaitu terdaftar sebagai Peserta JKN-KIS melalui perusahaan tempat saya bekerja. Semua urusan pendaftaran dan kepesertaan diurus oleh perusahaan jadi saya tidak perlu khawatir lagi untuk mengantri atau mengurus sendiri,” jelas Lutfi, di Jakarta, Selasa.(21/7/2020).
Lutfi dengan yakin menegaskan Program JKN-KIS selama ini telah menjadi pahlawan penolong bagi keluarganya. Walaupun Lutfi hanya memanfaatkan Program JKN-KIS untuk berobat di puskesmas karena penyakit kecil, namun Lutfi melihat sendiri bagaimana peran JKN-KIS bagi keluarganya.
“Istri saya melahirkan anak kedua dan ketiga kami di rumah sakit melalui operasi sesar. Pada saat itu kontrol pra kelahiran, fasilitas kamar, perawatan, proses kelahiran, dan kontrol setelah melahirkan dijamin oleh Program JKNK-KIS,” tutur Lutfi.
Lutfi menjelaskan pada saat sang istri menjalani proses persalinan anak kedua dan anak ketiganya, istrinya mengalami sakit di perutnya dan Lutfi langsung membawanya ke IGD rumah sakit terdekat. Dokter jaga IGD langsung memberikan penanganan awal dengan tanggap dan cepat.
Kemudian, tidak lama kemudian isterinya mendapatkan kamar rawat inap. Setelah dokter kandungan melihat hasil pemeriksaan kandungan istrinya yang membutuhkan pertolongan dengan operasi, Lutfi dan istri menjalani saran dokter.
“Pelayanan yang kami terima dari rumah sakit sangat baik, fasilitas yang diberikan kepada isteri dan anak kami juga sudah bagus dan sesuai dengan hak kelas rawat kami. Tenaga kesehatan yang ada di sana juga baik dan ramah,” jelas Lutfi yang menerangkan bahwa anak kedua dan ketiganya lahir di rumah sakit yang sama.
Lutfi berharap Program JKN-KIS selalu ada untuk menolong masyarakat seperti dirinya. Lutfi tidak tahu apa yang harus ia lakukan jika pada saat itu ia harus menanggung sendiri biaya pengobatan isteri dan kedua anaknya.
Melalui pengalaman itu, Lutfi percaya bahwa Program JKN-KIS ini harus didukung banyak pihak, salah satunya adalah peserta yang harus rajin membayar iuran demi keberlangsungan program ini.
(my)