BICARANYA blak-blakan, tak ada tedeng aling-aling. Ia juga bukan tipe orang yang banyak basa-basi. Apa yang dipikiran itu juga yang dikeluarkan lewat omongan. Benar dipuji, salah pasti dikoreksi.
Bagi yang belum mengenalnya, ia terkesan ‘angker’. Padahal sesungguhnya pribadi yang sangat baik. Ramah, responsif dan pendengar yang baik jika diajak bicara. Tipikal perfeksionis dalam pekerjaan, ia tak pernah membedakan satu dengan lain. Semua diperlakukan seperti adik dan anak sendiri.
Itulah Walikota Jakarta Barat, Rustam Effendi, atau acap kali dipanggil Rusef. Rabu (15/7) disaksikan Ketua Umum PMI Pusat, Jusuf Kala, Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan dan para koleganya, para walikota se Jakarta, secara aklamasi ia terpilih menjadi Ketua PMI Provensi DKI Jakarta masa bhakti 2020 hingga 2025, menggantikan, Mohamad Ali Reza.
Rusef yang masih menjabat Walikota Jakarta Barat itu selama ini dikenal sebagai orang yang sangat berkarakter dan berintegritas. Masih kuat dalam ingatan, ia mundur dari jabatan Walikota Jakarta Utara gara-gara ada sedikit gesekan dengan gubernurnya sendiri yang saat itu dijabat Basuki Tjahaya Purnama atau sering dipanggil Ahok.
Padahal saat itu karirnya sedang bagus-bagusnya, sehingga banyak yang menyayangkan langkah lulusan SMA Negeri 33 Cengkareng ini. Itulah Rusef, ia lebih menomorsatukan harga diri dibanding jabatan.
“Saya tak ada masalah sama beliau,” ujarnya singkat kepada media sesaat setelah menyerahkan surat pengunduran dirinya.
Seperti kata-kata bijak, emas tetaplah emas walau ia ada di dalam lumpur. Kalimat itu rupanya tepat dilekatkan pada pria asli betawi ini. Terbukti, di era Anies Rasyid Baswedan jadi Gubernur, ia kembali dipercaya menjadi walikota, kali ini di Jakarta Barat, bukan Jakarta Utara tempat ia mengabdi sebelumnya.
Oleh karenanya, jika kini ia didaulat menjadi Ketua PMI DKI Jakarta, tak kaget lagi. Semua hasil dari kepiawaiannya sebagai pemimpin. Dua kali menjadi walikota modal yang tak boleh dianggap enteng. Apalagi ia memang dikenal sosok yang sangat concern pada masalah-masalah kemanusiaan.
Selama pandemi covid-19 ia memobilisasi anak buah dan para dermawan yang dikenalnya berdonasi membeli ribuan APD, masker, beras serta sembako, yang kemudian dibagikan buat tenaga medis dan penggali kubur. Semoga di tempat barunya, empati kepada masalah rakyat itu akan terus terjaga bahkan ditingkatkan.
Selamat bertugas Pak..!!
Profil Penulis:
Eko Guruh (Egu)
Mantan wartawan senior. Saat ini sebagai Pejabat ASN di Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Barat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT