NGANJUK – Lagi – lagi kasus bunuh diri terjadi di Kabupaten Nganjuk, belum ada dua pekan peristiwa gantung diri di kecamatan Rejoso kini sudah ada lagi peristiwa bunuh diri dengan cara gantung diri di kecamatan Ngetos .
Peristiwa menghebohkan itu diketahui pertama kali oleh saksi mata bernama Moh Sukur(39) warga Dsn Kanigoro, Mojoduwur Kecamatan Ngetos yang merupakan kakak kandung korban pada Senin sekitar pukul 16.00 Wib (09/09/2019).Moh Sukur langsung melaporkan kejadian itu pada aparat kepolisian.
Menurut saksi maata, peristiwa itu bermula saat kakak korban yang habis pulang kerja hendak mengantarkan makanan pada korban yang di ketahui bernama Moh Ibnu Salam (34) warga Mojoduwur Ngetos di tempat istirahatnya. Namun di dapati pintu dan jendela tertutup semua.
Kemudian Moh Sukur memanggil korban berkali- kali namun tak ada jawaban dan respon dari korban.
“Ketika saya datang pintu dan jendela tertutup semua,saya panggil adik saya berkali-kali tetapi tak ada jawaban sama sekali akhirnya saya putuskan untuk mendobrak pintu ruangan,ternyata saya dapati kondisi adik saya sudah menggantung tak bernyawa di atas langit rumah,”tutur Sukur kakak korban.
Setelah ia mendapati adiknya sudah meninggal kemudian Moh Sukur mengambil inisiatif untuk melaporkan ke perangkat desa Mojoduwur(jogoboyo) kemudian mereka bersama- sama mendatangi Polsek Setempat guna melaporkan kejadian tersebut.
“Setelah kami mendapat laporan dari para saksi kami langsung mendatangi TKP dan melakukan koordinasi dengan Puskesmas Ngetos dan Polres Nganjuk dan saat itu juga di adakan olah TKP dan identifikasi korban oleh team Ident dari Polres Nganjuk,” Ujar Kapolsek Ngetos .
Sedangkan menurut hasil identifikasi Polres Nganjuk tidak di temukan adanya bekas- bekas penganiayaan sebelumya.
“Kami tidak menemukan adanya kejanggalan sama sekali pada tubuh korban terkait unsur penganiayaan sebelum bunuh diri jadi kami nyatakan ini murni tindakan bunuh diri dengan cara gantung diri,” jelas Kanit Reskrim Polres Nganjuk.
Dari pengakuan kakak korban kepada ifakta.co adiknya mengalami depresi karena di tinggal ke dua orang tuanya.
“Adik saya mengalami tekanan batin setelah bapak dan ibu kami meninggal dunia,dia selalu mengeluh ingin mengakhiri hidupnya agar bisa bertemu bapak dan ibu lagi,” jelas sang kakak.
Mendapati kejadian tersebut Moh Sukur berusaha mengikhlaskan kepergian Ibnu Salam yang sangat tragis itu dengan uraian air mata dan ia tidak bersedia untuk di lakukan otopsi.(may/hd)