TANGERANG – Kasus belasan santri pondok pesantren Pasar Kemis yang keracunan alergi beberapa hari lalu, Kepala Puskesmas Pasarkemis, Kecamatan Pasarkemis, Kabupaten Tangerang, dr Salwa menduga dipicu pola makan dan hidup sehari hari para santri itu.
“Ada beberapa anak-anak santri itu yang mempunyai penyakit lambung (maag) dan ada juga yang memang punya penyakit alergi,” ujar Salwa dilansir tangerangonline.di, Rabu (4/9/2019).
Sejauh ini, kata Salwa, memang penyebab keracunan para santri itu diduga karena mengirup udara yang tercemar limbah.
“Baru dugaan sementara, tapi nanti yang memastikan hasil laboratorium Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Tangkab,” katanya.
Namun untuk memastikan adanya faktor internal dalam pesantren itu yang memicu keracunan, Puskemas melakukan investigasi dengan mengambil sampel makanan, jajanan dan minuman dari kantin sekolah itu.
Sekolah yang menyatu dengan rumah penduduk tersebut memiliki banyak tempat jajan. Selain warung yang disediakan di Ponpes, para santri juga kadang membeli jananan di warung sekitar.
Salah satu pengasuh Ponpes, Nanang mengatakan akan mengevaluasi sejumlah hal tersebut. “Akan kami evaluasi dan perbaiki,” kata Nanang.
Pesantren, kata dia, akan mengetatkan jajanan dan makanan para santri dan menghentikan kebiasaan menggunakan parfum. “Nanti kami larang,” katanya.
Sementara Kepala DLHK Kabupaten Tangerang, Ahmad Taufik mengatakan, dengan kejadian ini DLHK menerjunkan tim laboratorium.
“Tim tersebut kami undang untuk bersama-sama uji lab sebagai pembanding, adapun hasilnya 10 hari,” ujarnya. (amy/ham)